Minggu, 24 Juni 2012

BERSABARLAH

·
Seoarang lelaki keluar dari rumahnya untuk memuji mobil truk barunya. dalam kekagumannya, anaknya yang masih berumur 3 tahun dengan gembira memukul hingga peot cat mobil yang masih mengkilat itu. lelaki itu segera berlari ke anaknya dan mendorongnya, lalu memukul tangannya dengan kayu sebagai hukuman.

ketika kemarahan sang ayah telah reda,dia melarikan anaknya kerumah sakit. Meskipun dokter telah berusaha menyelamatkan tulang jari anaknya yang telah remuk,akhirnya dokter harus memotong jari-jari tangan anaknya tersebut. Ketika anak itu sadar dari perawatan dan melihat tanganya yang dibalut,dengan rasa bersalah," dia berkata", ayah, aku Minta maaf atas mobil trukmu."lalu dia bertanya tapi kapan jari-jariku tangankuakan bisa tumbuh kembali?" sang bapak lalu pulang kerumah dan memutuskan untuk bunuh diri.

Renungkanlah cerita ini, Suatu saat jika ada seseorang yang menginjak kakimu akankah kamu membalas dendam. Berpikirlah dahulu sebelum engakau melampiaskan kemarahanmu kepada orang yang kamu cintai. Mobil truk bisa diperbaiki. Tulang-tulang yang remuk dan perasaan sakit tidak akan bisa diperbaiki. sering kali kita gagal mengenali perbedaan antara orang dan perbuatan.kita lupa bahwa memberi maaf adalah lebih baik daripada balas dendam.

Orang melakukan kesalahan. Kita diperbolehkan untuk berbuat kesalahan.Akan tetapi, tindakan yang kita lakukan disaat marah akan menghantui kita untuk selamanya.Berhenti dan pertimbangkan;ah berpikirlah sebelum bertindak.Bersabar.Maafkan, dan Lupakan. Cintailah semua orang

oleh Fira Alaydrus

Jumat, 22 Juni 2012

" HADIAH YANG INDAH "

Ada seorang pemuda yang sebentar lagi akan lulus dari perguruan tinggi. Untuk beberapa bulan dia telah menginginkan sebuah mobil sport di tempat pameran sebuah dealer mobil. Dia tahu bahwa ayahnya mampu  untuk membelinya dan akan mengabulkan semua permintaanya. Ketika mendekati hari kelulusannya, pemuda itu menunggu tanda bahwa mobil itu akan dibeli oleh ayahnya. Pagi harinya saat hari kelulusannya, sang ayah memanggilnya di ruang pribadinya.

Sang ayah berkata kepadanya betapa dia sangat bangga mempunyai seorang anak yang baik. Dan sang ayah juga berkata betapa dia sangat mencintainya. Kemudian, dia memberi anaknya sebuah kotak hadiah yang berbungkus dengan indah. Dia heran, tapi betapa pemuda itu tampak kecewa setelah membuka kotak hadih  itu ternyata berisi
Al-Qur'an  yang disampul dengan kulit. Dengan marah dia berkata dengan nada tinggi kepada ayahnya " Dengan seluruh uang yang kau miliki, kau hanya bisa membeli sebuah kitab suci? Dan dengan segera dia meninggalkan rumah, meninggalkan hadiah dari ayahnya.

sejak meninggalkan rumah, dia sudah lama sekali tidak menghubungi ayahnya lagi. Beberapa tahun kemudian dan pemuda itu telah menjadi seorang yang sukses dalam bisnis. Dia telah memiliki rumah yang bagus dan keluarga yang bahagia, tapi di sadarinya ayahnya sudah sangat tua. Pemuda itu berpikir mungkin ayahnya ingin bertemu dengannya. Dia sudah tidak pernah bertemu ayahnya sejak kelulusannya.

Belum sempat dia merencanakannya, dia menerima telegram yang mengatakan bahwa ayahnya telah meningga dunia dan menginginkan semua harta warisan untuk anak laki-lakinya. Dia diminta untuk segera pulang untuk mengurus segala sesuatunya. Ketika dia tiba di rumah ayahnya, tiba-tiba perasaan bersalah dan menyesal menyelimuti hatinya. Dia mulai mencari dokument-dokumen yang penting ayahnya dan melihat Al-Qur'an yang diberikan ayahnya beberapa tahun yang lalu masih tergeletak di meja. Sambil menangis , dia mulai membuka Al-Qur'an satu persatu. Ketika dia membaca Al-Qur'an itu sebuah kunci mobil jatuh dari sebuah amplop dari belakang Al-Qur'an. Kunci itu masih berlebel nama dealer mobil yang sama dia menginginkan mobil sport. pada lebel  itu juga terdapat tanggal kelulusannya dan sebuah kata   LUNAS!
 penulis  :zhafira el idrus

Selasa, 12 Juni 2012

Welcome to Jakarta AL HABIB ALI BIN ABDURRAHMAN AL JUFRI

Habib Ali Zainal Abidin bin Abdurrahman Al-Jufri dilahirkan di kota Jeddah, Arab Saudi tepat sebelum fajar pada hari Jumaat, 16 April 1971 bertepatan 20 Safar 1391 H, dari orang tua yang sampai pada keturunan Imam Hussein bin Ali ra.

Nasab
Habib Ali Zainal Abidin bin Abdul Rahman bin Ali bin Alawi bin Muhammad bin Ali bin Alawi bin Ali bin Alawi bin Ahmad bin Abdul Rahman al-Maulah anak Arsha putera Muhammad Abdullah al-Tarisi bin Alawi al-Khawas putera Abu Bakar anak Jufri putra Muhammad putera Ali putera Muhammad putera Ahmad al-Faqih al-Muqaddam Muhammad bin Ali bin Sahab Mirbat Muhammad bin Ali Khalil Alawi Qassam anak putera Muhammad putera Alwi putera Ubaidullah Ahmad al-Muhajir ila Allah Isa putera Muhammad al-Naqib bin Ali al -Uraidhi bin Jaafar as-Sidiq bin Muhammad al-Baqir bin Ali Zain al-Abidin putera dari Hussein (cucu Rasulullah saw) anak dari Ali bin Abu Thalib, suami dari Fatimah al-Zahra puteri Rasulullah saw.
Ibunya yang mulia puteri Marumah putera Hassan bin Alawi bin Alawi Hassan bin Ali al-Jufri.

Pendidikan
Habib Ali Al-Jufri mulai mempelajari ilmu sejak kanak-kanak lagi melalui gurunya yang pertama yaitu ibunya sendiri. Ibunya mempunyai pengaruh yang besar atas diri beliau dan dalam pelajaran dan rohani.
Antara guru-guru beliau ialah:
- Habib Abdul Qadir bin Ahmad Al-Saqqaf, Jeddah
- Habib Ahmad Masyhur bin Taha Al-Haddad
- Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki, Makkah
- Habib Attas Al-Habsyi
- Habib Abu Bakar Al-Masyhur Al-Adani
- Habib Muhammad bin Abdullah Al-Hadar
- Habib Umar bin Hafiz, Yaman, menjadi sahabatnya juga dari 1993 hingga 2003

Aktivitas

Habib Ali Al-Jufri telah memberikan kelas untuk mengajar, bimbingan, nasihat, untuk membangunkan orang untuk tanggungjawab mereka dan untuk mengajak orang-orang kembali pada Allah dalam banyak negara, dimulai pada 1412 H/1991 di kota-kota dan desa-desa Yaman. Beliau memulai perjalanan di luar negeri 1414 H/1993 yang masih terus hari ini dan antaranya termasuk negara-negara berikut:
- Arab: UAE, Jordan, Bahrain, Arab Saudi, Sudan, Suriah, Oman, Qatar, Kuwait, Lubnan, Libya, Mesir, Maroko, Mauritania, Kepulauan Komoro dan Djibouti.
- Asia: Indonesia, Malaysia, Singapura, India, Bangladesh dan Sri Lanka.
- Afrika: Kenya dan Tanzania.
- Eropa: Britania Raya, Jerman, Perancis, Belgia, Belanda, Irlandia, Denmark, Bosnia & Herzegovina dan Turki.
- Amerika: 3 perjalanan yang pertama adalah pada tahun 1419 H/1998, yang kedua adalah pada 1422 H/2001 dan yang ketiga yang pada 2002/1423, di samping juga mengunjungi Kanada.

website resmi  AL HABIB ALI BIN ABDURRAHMAN AL JUFRI
http://www.alhabibali.com/

Rabu, 06 Juni 2012

fenomena Ultras di italia


Ultras tidak bisa lepas dari tanah italy, Ultras pertama dalam sejarah Italia adalah sekelompok pendukung klub sepakbola berusia sekitar 15 sampai 25 tahun yang jelas dapat dibedakan dengan model klasik pendukung sepakbola dewasa, yang lahir sekitar akhir tahun 1960an dan awal 1970an. Mereka biasanya berkumpul di bagian paling murah di stadion, biasanya para ultras italia berkumpul di tribun belakang gawang yang lebih di kenal dengan CURVA(curva nord, curva sud) dan biasanya mereka mendapat keringanan tiket oleh klub, dan dengan segera mereka menjadi sebuah karakter unik dari keseluruhan sepak bola Italia. Mereka sangat dapat dibedakan dengan penonton biasa yaitu mereka selalu berkumpul membentuk kelompok- kelompok dengan banner berukuran raksasa bertuliskan nama kelompok (berdasarkan tempat terbentuknya atau kesamaan orientasi politik) dan memakai pakaian- pakaian militer (hardcore ultra) dengan aksesoris wajibnya yaitu parka, sepatu boot Dr. Marten, pakaian perang dan jaket yang dikalungi syal dengan warna klub yang mereka cintai. (sangat kontras dengan penampilan supporter di Indonesia).
Para ultras biasanya mewakili suatu ideologi, politik, fasisme dan dengan latar belakang yang lain, begitu juga di italia Peran para ultra dalam perubahan sebuah klub di Italia lebih besar perannya dibanding para hooligan di tanah Inggris.
Ultras pertama dan tertua di Italia adalah Milan's Fossa dei Leoni ( Sarang Singa ) yang didirikan pada tahun 1968, yang kemudian menetap di bagian paling murah di stadion San Siro di sektor 17. Kemudian pada tahun 1969 muncullah Ultras Sampdoria (kelompok pertama yang menyebut diri mereka ultras), diikuti oleh "The Boys" dari Inter Milan. Dan pada tahun 1970an banyak bermunculan ratusan kelompok-kelompok kecil di stadion yang kemudian membentuk kelompok besar seperti Yellow-blue Brigade Verona, Viola Club Viesseux Fiorentina ( 1971), Naples Ultras (1972), Red and Black Brigade Milan, Griffin's Den Genoa dan Granata Ultras Torino (1973), For Ever Ultras Bologna (1975), Juventus Fighters (1975), Black and Blue Brigade Atalanta (1976), Eagle's Supporters Lazio dan Commando Ultras Curva Sud (CUCS) Roma (1977).
Kode etik ultras
Di sepakbola Italia, Ultras dikenal sebagai Tuhan didalam stadion, merekalah yang berkuasa. Biasa bertempat di tribun di belakang garis gawang, dimana di tribun tersebut memiliki kekhususan, yaitu polisi tidak diperkenankan berada di tribun ini atau muncul masalah. Seperti kita lihat pada partai derby, Roma - Lazio, dimana ultras dapat membatalkan pertandingan dengan isu ada anak kecil yang ditembak polisi.
Di Italian ultras ini, mereka memiliki tradisi, yaitu pertempuran antar grup ultras, artinya sah-sah aja kalo salah satu grup ultras berkelahi dengan grup ultras lainnya, dan sebagai bukti kemenangan, maka bendera dari grup ultras yang kalah akan diambil oleh sang pemenang. Kode etik dari ultras lainnya ialah, seburuk apapun para tifosi ini mengalami kekejaman dari tifosi lainnya, maka tidak diperkenankan untuk lapor polisi.
Hal inilah yang membuat salah satu grup ultras Milan yaitu Fossa Dei Leoni (FDL) dinyatakan bubar, karena menjelang pertandingan Milan melawan Juventus beberapa musim yang lalu, seorang tifosi garis keras Milan melambaikan bendera Viking Juve.
Dalam tradisi ultras Italia, apabila ada grup tifosi lain yang memiliki flags/banner dari musuhnya, maka berarti bahwa grup tifosi tersebut berhasil menaklukan atau mempermalukan musuhnya tersebut, tetapi ada syaratnya, bendera tersebut bukan diperoleh dari dicuri, atau diambil tanpa sepengetahuan grup ultras lawan tersebut melainkan harus dari open fight.
Masalah timbul, karena tifosi FDL ini memperoleh bendera Viking JUVE bukan dari open fight, melainkan dari menemukan di jalan. Viking JUVE tidak terima dengan hal tersebut, sehingga mereka mencegat tifosi Milan di Eindhoven setelah partai liga Champions PSV - Milan, mereka mencegat dengan menggunakan senjata tajam dan berhasil merebut bendera FdL.
(Viking Juve)
(Banner FDL yang di rebut Viking)
Timbul masalah, karena hal tersebut, FDL lapor polisi, padahal dalam kode etik italian ultras, polisi adalah hal yang di haramkan alias A.C.A.B (All Cops Are Bastar*s). FdL semakin mendapat tekanan dari grup tifo Milan yang lainnya, seperti Brigate Rossonere, sehingga grup tifosi tertua ini (196cool menyatakan mundur dan membentuk grup baru yaitu Guerrieri Ultras. Banyak yang bilang, bubarnya FdL juga disebabkan konflik internal, selama ini FdL lah yang berada di belakang aksi koreografi tifosi Milan, BRN ingin mengambil peran itu.


(Banner IRRIDUCIBILI Inter-Lazio yang di rebut Viking JUVE)
Kekerasan juga menjadi hal yang buruk dalam sejarah ultras di Italia, tetapi diluar itu, mereka juga memiliki kode etik tersendiri dalam kehidupannya. Biasanya grup ultras akan bertempat di suatu tribun di stadion di Italia, dan dipimpin oleh seseorang yang disebut CapoTifoso. Masalah timbul apabila ada seseorang (diluar grup ultras) yang telah memiliki tiket resmi, dan sudah antri untuk masuk ke tribun yang kebetulan ditempati ultras dan mendapat tempat yang nyaman, tetapi ketika grup ultras masuk, maka orang tersebut akan diusir dari tempat duduknya, memang tidak fair. Seorang CapoTifoso juga memiliki kekuatan tersendiri di tribun tersebut, apabila ia memerintahkan untuk melempar benda-benda kelapangan, maka akan dilemparkan benda tersebut ke lapangan, tetapi apabila ia melarang, maka tidak ada satupun tifosi yang berani melawannya.
Kekerasan Di Sepak Bola Italia
Budaya kekerasan dalam dunia sepakbola sering diidentikkan dengan kerusuhan antar suporter maupun perkelahian antar pemain dan ofisial tim. Pandangan tersebut tidaklah salah hanya saja tidak selamanya sepakbola itu selalu penuh dengan kekerasan meskipun sepakbola itu sendiri adalah olahraga yang keras.
Kekerasan dalam sepakbola tersebut merupakan evolusi dari budaya Ultras dan hooliganisme yang saat ini telah berkembang ke seluruh penjuru dunia. Hooliganisme tidak hanya mendorong kekerasan di dalam stadion tetapi juga menyebarkan benih-benih kekerasan di luar stadion. SEPAK BOLA Italia menyimpan cerita kelam. Di sana sering kali muncul kericuhan yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. Berikut kekerasan yang pernah terjadi.
Oktober 1979
Seorang fans Lazio bernama Vincenzo Paparelli meninggal sesudah dilempari bom api dalam derby melawan AS Roma.
Maret 1982
Tifosi AS Roma, Andrea Vitone tewas karena Romanisti lainnya membakar kereta yang membawa supporter mereka. Romanisiti melakukannya karena kesal timnya kalah dengan Bologna.
Oktober 1988
Pecah kerusuhan antara suporter Inter Milan dengan Ascoli. Nazzareno Filippini, seorang suporter Ascoli tewas delapan hari sesudah bentrokan karena luka-luka yang dideritanya sewaktu diserang pendukung Inter.
Januari 1995
Sebelum pertandingan melawan AC Milan, seorang fans Genoa, Vincenzo Spagnolo tewas tertusuk pisau.
Juni 2001
Partai Catania vs Messina membawa korban. Seorang penonton bernama Antonio Curro mati akibat terkena ledakan bom rakitan.
September 2003
Napoli terpaksa memainkan lima pertandingan tanpa penonton akibat perkelahian yang muncul di lapangan dalam pertandingan melawan Avellino. Dalam insiden itu 30 polisi cedera dan seorang fans bernama Sergio Ercolano tewas terjatuh dari tribun.
Maret 2004
Derby della Capitale lagi-lagi memicu kerusuhan. Suporter Roma turun ke lapangan untuk menemui kapten Francesco Totti agar menghentikan pertandingan. Hal itu dilakukan karena ada rumor polisi membunuh seorang suporter.
September 2004
Pertandingan antara Roma dan Dynamo Kyiv di Liga Champions ditunda karena wasit Anders Frisk terluka akibat terkena korek api yang dilemparkan suporter dari tribun.
April 2005
Kiper Milan, Nelson Dida cedera setelah dilempati kembang api oleh suporter Inter di dalam pertandingan perempat final Liga Champions 2004-05. Pertandingan itu akhirnya dihentikan.
Februari 2007
Seorang polisi bernama Filippo Raciti terbunuh dalam kericuhan antarsuporter Palermo dan Catania
November 2007
Gabriele Sandri, seorang fans Lazio meninggal karena terkena peluru nyasar yang ditembakkan polisi untuk meredakan kerusuhan antara suporter Lazio dengan Juventus.

As Roma Vs Juventus



Ultras juga tidak cuma bertempur dengan ultras klub rival tapi juga kadang sesama ultras yang mendukung satu klub tapi beda kelompok kadang juga saling bentrok satu sama lain. Bahkan saling bunuh membunuh, itu yang terjadi pada tahun 2007 an sesama ultras milan juga bentrok, antara anggota Brigade rossonere dengan anggota Comando tigre penyebabnya gara-gara rebutan pengaruh di curva sud, sama halnya di juventus, sesama ultras juga ribut, antara Tradizione (ex Fighter) + viking dengan Drughi yang menyebabkan capo Drughi Dino Rivoli tewas pada saat itu tahun 2006 after friendly match lawan alessandria, alasannya juga rebutan pengaruh di curva scirea(curva sud), tapi sekarang masalah rebutan pengaruh di curva scirea sudah tidak ada seiring kepindahan ex ultras curva nord ( viking, tradizione,nucleo(N.A.B), gruppo marche 93) ke curva sud bahkan pas lawan milan mereka bikin koreografi bersama bentrok ultras sesama club di luar italia juga ada ultras PSG boulougne boys dengan tigris mystic penyebabnya perbedaan ras, boulougne boys anggotanya asli orang kulit putih dan anti imigran kalo tigris mystic kebanyakan imigran dari afrika utara (maroko, tunisia, aljazair) yang berkulit hitam bahkan bentrokan antara ultras PSG sempat jadi isu nasional hingga sampe pemerintah perancis membubarkan kedua ultras tersebut.
Terkadang kalau di fikir memang seperti aneh ataupun memalukan tapi di dalam dunia ultras dan kefanitakan kejadian seperti itu adalah hal yang biasa dan jika sesama keluarga ada sebuah perbedaan prinsip dan ideologi itu hal yang tidak memalukakan dan tidak pula aneh, walaupun ultras terkadang mengesampingkan akal sehat karna terkadang terpengaruh alkohol atau pun obat-obatan.
Begitulah fenomena ultras di italia, terlepas dari segala bentuk kontrofersialanya para ultras terkadang sangat kreatif dengan koreografinya.
FOOTBALL WITHOUT ULTRAS IS NOTING..!!

kelompok Tifosi dan Ultras JUVENTUS

La Curva Scirea
Kelompok superter sejati Juventus yang pertama muncul di pertengahan tahun 70-an. Saat itu ada dua kelompok tifosi sayap kiri dan organisasinya masih belum bagus. Dua kelompok itu adalah Venceromos dan Autonomia Bianconera. Lalu di tahun 1976 terbentuklah 2 kelompok suporter ultras sejati Juve, Fossa Dei Campioni dan Panthers. Baru setahun kemudian kelompok tifosi ultras yang legendaris berdiri, Fighters.
Kelompok ini diprakarsai oleh Beppe Rossi. Beliau merupakan tokoh yang sangat berpengaruh bagi seluruh tifosi Juve dan menjadi panutan para ultras muda di Turin. area3.gif
Awal era 80-an kelompok-kelompok suporter baru bermunculan. Gioventu Bianconera, Area Bianconera, dan Indians adalah beberapa diantaranya. Dua kelompok ultras yang ekstrim juga berdiri di periode ini, Viking dan Nucleo Armato Bianconero (N.A.B). Dua kelompok ini benar-benar menjadi grup tifosi yang dihormati di dalam dan di luar Delle Alpi. Viking dan N.A.B adalah kelompok yang benar-benar mengingatkan orang pada kata hooligans. Itu dikarenakan mereka tidak pernah takut bertempur dengan supporter klub manapun di dalam atau di luar stadion. Tahun 1983 kelompok Juventini yang berbeda dibentuk untuk menjalani partai tandang pertama mereka ke Eropa (Liege, Belgia tahun 1983).
Tahun 1987 kelompok tifosi bersejarah Fighters akhirnya dibubarkan setelah berjaya selama 10 tahun. Penyebabnya saat itu karena terjadi banyak kekerasan dan perkelahian dalam partai tandang ke Florence, melawan rival Juve, Fiorentina. Sebagian besar anggota Fighters lama, bersama dengan anggota Indians dan Giuventu Bianconera, membentuk sebuah kelompok supporter ultras yang baru, Arancia Meccanica (Clockwork Orange). aranciameccanica5.jpg
Nama ini terinspirasi oleh film Stanley Kubrick berjudul sama yang populer saat itu. drughi01.jpg
Nama itu menimbulkan kesan kekerasan dan negatif sehingga menimbulkan banyak masalah. Karena itu kelompok ini dipaksa untuk merubah nama kelompok mereka. Para fans sepakat untuk membodohi politisi kota Turin dengan merubah nama kelompok mereka menjadi Drughi. Drughi merupakan nama geng dimana tokoh utama film Clockwork Orange, Alex, bergabung. Lucunya, para politisi Turin terlambat menyadari hal ini. Drughi pun berkembang dan menjadi kelompok supporter terpenting dalam sejarah Juventus. Dalam kurun waktu antara 1988 sampai 1996 Drughi memiliki 10.000 anggota.
Pada tahun 1993 beberapa anggota Drughi memperoleh otonomi dan menghidupkan kembali kelompok tifosi lama, Fighters. Empat tahun setelahnya Fighters dan Drughi bersaing untuk menjadi yang terbaik di La Curva Scirea. Drughi menggantung banner mereka tepat di tengah La Curva Scirea Delle Alpi, sedangkan Fighters harus memasang banner mereka di sebelah kanannya.
Setelah Juve memenangkan Piala Champions atas Ajax tahun 1996, para supporter sangat bergembira dan memutuskan untuk berkolaborasi. Drughi, Fighters, dan beberapa kelompok kecil lainnya di La Curva Scirea memutuskan untuk bersama mendukung Juve dibawah satu nama, Black and White Fighters Gruppo Storico 1977. Nama Fighters pun memperoleh kembali kejayaan seperti awalnya tepat 20 tahun sejak kelompok supporter itu berdiri.
La Curva Nord
tifosi118.jpg Di era 90-an satu lagi kelompok besar supporter terbentuk. Namanya Irriducibili Vallette.irriducibili5.jpg Kelompok ini mempunyai pengaruh besar di La Curva Nord Delle Alpi. Grup ini dibentuk pada 1990 oleh sebuah kelompok supporter dari Vallette Turin. Karena anggotanya banyak yang kena sanksi dan sulit bekerjasama dengan manajemen Juventus, Irriducibili dibubarkan pada akhir musim 2001/02.
Memulai musim 2002/03 direksi Juve memutuskan untuk memberikan La Curva Nord pada Centro Coordinamento Juventus Club. Ini adalah organisasi yang terdiri dari berbagai fans club resmi di Italia dan luar negeri. Lebih dari 1000 klub jumlahnya. Untuk itu manajemen bermaksud memindahkan semua kelompok ultras dari La Curva Nord, dan melarang mereka memasang banner di area itu. Proyek ini menjadi sebuah kegagalan besar bagi direksi Juventus.
La Curva Nord sekarang menjadi bagian paling sepi di Delle Alpi. Nyanyian supporter yang ada disana pun hampir tak terdengar. Tiadanya kelompok supporter yang memimpin di La Curva Nord adalah penyebabnya. Selama bertahun-tahun Juve memiliki dukungan luar biasa di dua curva yang siap mengumandangkan pujian bagi La Vecchia Signora. Merupakan hal yang langka di Italia maupun belahan dunia lainnya, dimana sebuah klub mempunyai dua basis tifosi yang berada di belakang dua gawang. Ini menciptakan atmosfer yang luar biasa bagi tim saat bertanding. Tifosi cemas akan apa yang akan terjadi kelak setelah stadion diperbarui. Apakah mereka masih bisa menempati dua curva itu atau manajemen Juventus akan meneruskan proyek gagalnya?
Irriducibili Valente sudah tidak ada lagi sejak tahun 2002. Tempat mereka sebelumnya ada di ujung lain, berhadapan dengan kelompok Fighters, yaitu di La Curva Nord. Terbentuk tahun 1990, mereka adalah kelompok supporter yang terorganisasi dengan rapi. Tahun 1998 mereka menggantikan Viking sebagai penguasa La Curva Nord. Masalah mulai timbul di awal musim 2001/02. Irriducibili mengkritik keras kepemimpinan Lippi dan hasil buruk yang diperagakan skuad Juventus awal musim itu. Akibatnya manajemen Juve menolak memberikan tiket away bagi mereka. Suasana pun semakin memanas.
Irriducibili kemudian berdamai dengan Lippi, namun masih menolak berbicara dengan klub atau vice versa. Setelah banyak masalah yang terjadi, Irriducibili Vallette pun dibubarkan. Sangat disayangkan karena mereka telah melakukan yang terbaik bagi Juventus. La Curva Nord sekarang bernama "Centro Juventus club, 1000 club per una curva". Itu berarti kurva utara akan ditempati oleh 1000 fans klub berbeda di dalamnya.
Irriducibili Vallette juga memberi perubahan besar bagi para pendukung Juve. Revolusi yang bertujuan untuk menjadikan atmosfer stadion menjadi lbih mendukung bagi Juventus. Mereka berambisi menjadi kelompok tifosi nomor satu di Italia. Banner Irriducibili selalu hadir dimanapun Juve bertanding. Simbol mereka adalah "tangan saling bergandengan mengelilingi dunia".
Kelompok ultras Lain
Noi Soli noisoli2.jpg
Noi Soli dibentuk musim 2002/03 oleh mantan anggota kelompok ultras bersejarah, Viking dan N.A.B. Nama Noi Soli berasal dari tulisan di belakang scarf Viking N.A.B yang berarti "Hanya Kami" atau "Kami Sendiri". Kelompok ini dibentuk oleh 10 orang, dan selama 2002/03 Noi Soli menempatkan diri di La Curva Nord. Kelompok ini mengawalinya dengan keras dan beradu argumen dengan beberapa grup pecahan Irriducibili Valette saat partai Juventus vs Newcastle.
Setelah satu musim yang berat, Noi Soli terus pantang menyerah. memulai 2003/04 anggotanya telah bertambah menjadi 52 orang. Mereka diizinkan oleh Fighters untukmemasang banner mereka di lantai pertama La Curva Scirea, tepat di sebelah banner Nucleo. Hubungan dua klub supporter itu berlangsung baik. Noi Soli mempunyai jumlah pendukung yang lumayan banyak di setiap pertandingan Juve musim itu. Simbol mereka adalah Warrior, pejuang, yang merefleksikan mereka sebagai pejuang yang mengikuti Juventus. Noi Soli menyukai seragam Juve dan target mereka adalah mendapat citra yang bagus di seluruh Italia.
Viking viking01.jpg
Kelompok bersejarah ini berdiri kembali dan kini mereka menjelajahi stadion-stadion Italia. Mayoritas mantan anggota kelompok supporter ini berreuni tahun 2003 dan sepakat untuk menghidupkan kembali grup ultras bersejarah ini. Anggotanya kini hampir sama seperti sebelumnya, kecuali empat pemimpinnya yang kini tak lagi menjadi bagian dari grup. Empat pemimpin itu bertengkar satu dengan lainnya karena masalah ekonomi dan merusak suasana grup. Meskipun banner Viking masih sama dengan yang lama, tetapi karena hubungan buruk dengan polisi dan klub, mereka cuma memasang banner di pertandingan away. Mereka dilarang menampilkannya di Delle Alpi. Viking mencoba menguasai kembali La Curva Nord, tapi klub dan polisi tidak mengizinkannya.
Kelompok superter terbesar, Fighters sempat mengundang mereka untuk bergabung ke La Curva Scirea agar kedua kelompok ini berhubungan baik dan bersama mendukung Juventus. Mantan pemimpin Viking kabarnya tidak suka menyadari kalau kini Viking bersahabat dengan rival mereka, Fighters. Namun jaman telah berubah. Viking tidak memiliki kekuatan dan anggota seperti ketika berjaya selama 10 tahun dahulu. Mereka bahkan harus berkolaborasi dengan kelompok-kelompok kecil lain untuk survive. Dulu mereka disegani baik oleh sesama supporter juve maupun supporter lawan, oleh klub maupun polisi. Irriducibili Vallette bisa menguasai La Curva Nord hanya setelah Viking pecah tahun 1998.
Viking terpecah karena masalah internal dan masalh karena banner curian. Viking merupakan kelompok paling radikal, paling ditakuti, dan penuh muatan politis dalam sejarah Juventus. Kelompok ini didirikan oleh anak-anak muda dari Milano. Mereka lalu berkerjasama dengan N.A.B yang beranggotakan tifosi dari Pavia dan Genoa. Orang salah menyebut mereka Viking N.A.B ketika ada 10 orang anggota N.A.B bergabung dengan Viking. Namun anggota kelompok ini selamanya menyebut mereka sendiri Viking.
bruxelles2.jpgBruxelles Bianconera Bahkan jika mereka didirikan pada tahun 2001, Bruxelles Bianconera merupakan salah satu tambahan terbaru ke La Curva Scirea.
Kelompok ini berasal dari Belgia. Orang-orang dari Belgia perjalanan di seluruh Eropa untuk mendukung tim kesayangan mereka. Tidak ada banyak penggemar Juventus yang bepergian mil lebih dari ultras ini. Bruxelles Bianconera telah membuat theirself nama di antara para penggemar Juventus dan kini dihormati. Mereka sangat dikenal karena apa yang mereka lakukan untuk mendapatkan peringatan Heysel (*baca tragedi Heysel). Bruxelles Bianconera memiliki bagian di Brussels, Charleroi, Mons, Liege dan Luxembourg. Pada musim 2004-2005 Bruxelles Bianconera diposisikan banner mereka di tingkat pertama La Curva Scirea, bersama dengan teman- teman mereka dari nukleosida dan Noi Soli. Pada musim 2005-2006 Bruxelles Bianconera dan nukleosida telah pindah ke tingkat yang ketiga dari La Curva Scirea.
Politik :
hampir hampir smuanya kelompok berhaluan kanan tapi kelompok grup supporter lama Vanceramos dan Autonomia berhaluan kiri tapi kelompok tersebut relatif dan tidak terorganisir, dan Fighter adalah kelompok berhaluan kanan
Kelompok saat ini :
Drughi, Viking, Arditi, nukleosida, 06 Clan, Noi Soli, Marche, Bruxelles Bianconera, Gruppo Homer dan Assiduo Sostegno.
noisoli1.jpgmarche1.jpgNUCLEO.JPGdrughi5.jpgbruxelles.jpgdrughi20.jpgviking20.jpgnab1.jpgnab5.jpgindians5.jpggioventubianconera.jpglogo_fighters_piccolo.gif
Sebelum pertandingan antara Milan dan Juventus pada Oktober 2005, sekelompok penggemar Milan yaitu La Fossa Dei Leoni(FDL) membentangkan banner Viking JUVE. 1394_31102005134730.jpg05-06_milan-juventus7.jpg
Menurut etika ultras italia, kalau ada banner lawan yang di dapatkan oleh kelompok yang bersebrangan berarti menunjukkan kelompok tersebut telah di tahlukkan tapi dengan catatan melalui "Open figh"(duel terbuka) bukan dari hasil curian atau memu di jalan.
Tapi banner Viking itu di dapat FDL bukan dengan cara "open fight" melaikan dengan cara mencuri, berarti FDL telah melanggar kode etik ultras. Maka itulah yang membuat Viking geram dan segera merencanakan balas dendam, sehingga ketika para penggemar Milan kembali dari pertandingan Liga Champions di Eindhoven, Viking membalas dendam mereka kepada The Fossa dei Leoni, anggota yang bertanggung jawab membawa banner diikuti oleh kelompok dari Viking di Milano.
Setelah beberapa kilometer anggota Viking bersepeda motor, yang berpakaian seperti polisi, menghentikan mereka dan merebut banner FDL.
viking_fossa_2.jpg . (banner FDL yang direbut Viking) 181555_200796869936358_115539965128716_8181742_200790243270354_115539965128716_8
(Banner Irriducibili Inter-Lazio yang di rebut Viking)
Tapi Sebelum pertandingan melawan Livorno, Viking dan Fossa dei Leoni, entah bagaimana ceritanya mereka setuju untuk mengembalikan satu sama lain dari hal-hal yang dicuri. Tapi pukulan itu begitu keras untuk menelan untuk La Fossa Dei Leoni, bahwa mereka memutuskan untuk bubar setelah bertahun-tahun sebagai kelompok ultras yang paling berpengaruh di Milan.
FOTO-FOTO ULTRAS JUVENTUS
panthers1.jpg
PANTHERS 20072008_juventus-inter_001.jpgducssf9.jpg
Juventus vs Inter [img="http://drughi.com/photogallery/0506/29/ju-milan%20n[1].5.jpg"]
Juventus vs Milan Scan10048.jpgScan10049.jpgScan10005.jpgPSG-Juve8990.jpg
PSG vs Juventus Juve-Toro9394.jpgJuve-Milan8990.jpgJuve-Barcellona9091.jpg
Juventus vs Barcelona Ajax-Juve9596-7.jpgAjax-Juve9596-1.jpg
Ajax vs Juventus DRUGHI
sumber dan berbagai sumber lainnya
FOOTBALL WITHOUT ULTRAS IS NOTING..!! we-are-drughi.jpg
drughi-fuck.jpgshare: http://muassamudra.heck.in/

ADIDAS BARCELONA CITY SERIES 2020

 ADIDAS BARCELONA CITY SERIES 2020 Seri Kota adidas pertama kali diluncurkan pada tahun 70-an dan 80-an dan kota-kota bersejarah di seluruh ...