Sabtu, 09 Februari 2019

Istri yang menyejukkan hati

Slogan ‘rumah tangga tanpa problema’ seringkali menghipnotis pola pikir para suami dan istri di jagad ini. Seakan kehidupan rumah tangga itu harus selalu berjalan mulus, tanpa aral rintangan. Padahal, cuaca kehidupan keluarga memang tak selamanya cerah. Seringkali mendung-mendung problema, bahkan hujan badai masalah datang menerpa keluarga.
Di sinilah, seorang istri harus mampu bermain cantik. Tatkala kekeruhan membelit keluarganya, terutama berkaitan dengan kondisi suaminya, ia dituntut untuk memainkan peran sebagai ‘pengimpor’ ketenangan dan ketenteraman dalam keluarganya. Bukan malah ikut mengeruhkan kondisi yang memang sudah keruh. Istri hendaklah bisa mencerahkan kepekatan yang menyelimuti keluarganya dan menggelayuti hati suaminya. Ingatlah firman Allah Ta’ala, “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (Ar-Rum [30] : 21)
Saat Suami Dirundung Gelisah
Jangan pernah meremehkan kegelisahan suami, sekecil apa pun intensitas kegelisahan itu. Berapa banyak bermula dari kondisi hati dan pikir suami yang sedang tidak fresh, pekat, suntuk dan gelisah, beragam problema keluarga acapkali terpampang di depan mata. Hal itu jika istri tak mampu menelusupkan sejumput sakinah dan ketenteraman di dalam hati suaminya. Padahal, gelisahnya suami membutuhkan sentuhan penawar yang menyejukkan dari istrinya, baik berupa ucapan yang teduh, sikap yang santun, maupun pelayanan indah yang mampu mengusir kepenatan jiwa.
Bukankah istri pertama Rasulullah n, Khadijah x, telah menjadi teladan bagi para istri dalam memerankan fungsinya sebagai pengimpor ketenteraman bagi suaminya tercinta? Tatkala datang masa pengangkatan beliau sebagai nabi dan rasul, menandai dimulainya kehidupan yang berat penuh rintangan dan masa yang sulit penuh penindasan, Khadijah berdiri kokoh membela dan memantapkan hati Rasulullah n. Saat wahyu pertama turun kepada beliau di gua Hira’, dan beliau pulang ke rumah dalam keadaan takut dan gelisah, maka ucapan sejuk meluncur dari lisan Khadijah, mengguyur hati Rasulullah n, “Demi Allah! Allah tidak akan menghinakanmu selama-lamanya. Karena engkau senantiasa menyambung tali silaturahmi, meringankan beban orang lain, memberi kaum papa, memuliakan tamu, dan membela yang benar.” Subhanallah, kepekatan hati akibat dirundung rasa takut dan gelisah telah ‘dicerahkan’ oleh lisan santun seorang istri shalihah!
Rasulullah n bersabda, “Sebaik-baik wanita surga adalah putri ‘Imran (Maryam), dan sebaik-baik wanita surga adalah Khadijah binti Khuwailid.” (HR. Muslim, Tirmidzi, dan Ahmad)
Sesejuk Hati Ummu Sulaim x
Kita tentu juga akan terpana menyaksikan figur istri menyejukkan yang satu ini. Yakni Ummu Sulaim x, istri Abu Thalhah. Di saat kepekatan menyelimuti atmosfir keluarganya akibat kematian putranya tercinta, Ummu Sulaim mampu memerankan diri sebagai istri yang mencerahkan dan menenteramkan hati suaminya. Sebuah prestasi keanggunan yang mungkin tak mampu lagi diraih oleh para istri masa kini.
Di dalam riwayat Muslim disebutkan, bahwa anak Abu Thalhah dari Ummu Sulaim telah meninggal dunia. Maka, Ummu Sulaim berkata kepada keluarganya, “Janganlah kalian menceritakan kepada Abu Thalhah tentang kondisi yang menimpa anaknya, sampai aku sendiri nanti yang akan menceritakannya.” Saat itu Abu Thalhah baru saja pulang dari bepergian. Ummu Sulaim pun segera menyiapkan santapan makan malam. Kemudian Abu Thalhah makan, minum, dan berjimak dengan istrinya. Ummu Sulaim memberikan pelayanan yang lebih bagus kepadanya daripada hari-hari sebelumnya.
Tatkala Ummu Sulaim melihat suaminya telah kenyang dan puas, ia berkata, “Wahai Abu Thalhah, bagaimana pendapatmu jikalau ada seseorang yang meminjam barang pinjaman kepada orang lain, kemudian orang itu meminta kembali barang pinjaman tersebut, apakah ia layak menolak permintaannya?” Abu Thalhah menjawab, “Tidak.” Ummu Sulaim pun berkata, “Anakmu telah meninggal. (Allah dulu telah meminjamkan anak itu kepada kita, dan Dia sekarang mengambilnya)…”
Subhanallah. Di tengah-tengah hantaman musibah yang mendera dirinya dan suaminya, Ummu Sulaim mampu berperan indah, menyuguhkan dan memberikan pelayanan yang mencerahkan dan menenteramkan hati suaminya! Rasulullah n bersabda, “Aku bermimpi masuk surga. Ternyata di sana aku bertemu dengan Ar-Rumaisha’, istri Abu Thalhah. Dan aku mendengar tapak kaki seseorang, lalu aku bertanya, ‘Siapakah ini?’ Malaikat menjawab, ‘Ini adalah Bilal’.” (HR. Bukhari)
Mataku Tak Akan Terpejam Hingga Engkau Ridha
Bagaimana sikap istri yang menyejukkan tatkala suaminya tercinta sedang murka kepadanya? Apakah ia akan menyambut luapan marah sang suami dengan segumpal kemarahan yang lebih besar? Apakah ia akan menyikapi kekeruhan hati suami akibat dominasi rasa amarah yang notabene berasal dari setan itu dengan rentetan kata-kata emosional yang semakin menambah kekeruhan itu?
Sungguh, seorang istri yang menyejukkan mampu tampil indah dalam kondisi yang tidak indah. Di dalam sebuah hadits disebutkan, bahwa Nabi n bersabda, “Maukah kalian aku beritahu sifat wanita kalian di surga?” Kami menjawab, “Ya, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Yaitu wanita yang penuh kasih dan banyak anak. Bila ia marah, atau disakiti, atau suaminya marah, maka ia pun berkata, ‘Inilah tanganku dalam genggaman tanganmu. Engkau tak akan melihat mataku terpejam, hingga engkau ridha kepadaku’.” (HR. Thabrani)
Semoga Anda menjadi istri yang menyejukkan hati suami. Semoga Anda menjadi istri shalihah yang mencerahkan kepekatan yang menggelayuti jiwa suami Anda! Wallahu a’lam.@ (Muhammad Albani)

ADIDAS BARCELONA CITY SERIES 2020

 ADIDAS BARCELONA CITY SERIES 2020 Seri Kota adidas pertama kali diluncurkan pada tahun 70-an dan 80-an dan kota-kota bersejarah di seluruh ...