Dua pertandingan kandang Persija Jakarta yang digelar di Stadion Mandala Krida Jogjakarta, 3 dan 7 Februari 2012 kemarin menyisakan pengalaman tersendiri bagi bek sayap, Leo Saputra. Pemain yang terkenal garang di lapangan ini hampir menjadi sasaran amukan pendukung lawan.
Menjamu dua tim asal Papua, Persiwa Wamena, dan Persipura Jayapura, dua pertandingan Persija tersebut memang diwarnai aksi keributan suporter. Leo menceritakan, pada saat menjamu Persiwa Wamena, para pemain Persija sempat menjadi incaran para suporter lawan yang turun ke lapangan.
Pada saat keributan terjadi, beberapa suporter nekat yang turun dengan membawa kayu dan benda keras lainnya mulai mengejar wasit yang memimpin jalannya pertandingan. Namun upaya itu gagal lantaran wasit sudah lebih dulu diamankan. Tidak bisa mendapatkan wasit, para suporter itu beralih mengejar para pemain Persija.
Beruntung, beberapa pemain Persija sudah diselamatkan ke ruang ganti pemain. Sementara beberapa pemain lainnya yang masih di lapangan langsung diamankan panpel dan aparat keamanan. Namun, Leo yang juga tak luput dari kejaran itu justru memilih cara jitu untuk menyelamatkan diri.
Menjamu dua tim asal Papua, Persiwa Wamena, dan Persipura Jayapura, dua pertandingan Persija tersebut memang diwarnai aksi keributan suporter. Leo menceritakan, pada saat menjamu Persiwa Wamena, para pemain Persija sempat menjadi incaran para suporter lawan yang turun ke lapangan.
Pada saat keributan terjadi, beberapa suporter nekat yang turun dengan membawa kayu dan benda keras lainnya mulai mengejar wasit yang memimpin jalannya pertandingan. Namun upaya itu gagal lantaran wasit sudah lebih dulu diamankan. Tidak bisa mendapatkan wasit, para suporter itu beralih mengejar para pemain Persija.
Beruntung, beberapa pemain Persija sudah diselamatkan ke ruang ganti pemain. Sementara beberapa pemain lainnya yang masih di lapangan langsung diamankan panpel dan aparat keamanan. Namun, Leo yang juga tak luput dari kejaran itu justru memilih cara jitu untuk menyelamatkan diri.
Daripada berlari masuk ke dalam ruang ganti stadion dengan resiko dikejar suporter, Leo memilih berdiam diri duduk di bench para pemain cadangan Persiwa. Aksi penyamaran darurat Leo tersebut diakuinya sebagai jalan paling pintas untuk menghindari aksi liar suporter.
"Saat itu saya memilih masuk tempat duduk pemain cadangan Persiwa. Beberapa teman pemain Persiwa kemudian memberi saya rompi mereka untuk saya pakai. Mungkin karena saya ini dikira pemain Persiwa, saya luput dari incaran suporter yang mencari pemain Persija," kata Leo.
"Saat itu saya memilih masuk tempat duduk pemain cadangan Persiwa. Beberapa teman pemain Persiwa kemudian memberi saya rompi mereka untuk saya pakai. Mungkin karena saya ini dikira pemain Persiwa, saya luput dari incaran suporter yang mencari pemain Persija," kata Leo.
Aksi nekat penyelamatan diri bek kiri Macan Kemayoran tersebut, ternyata sukses. Selama beberapa saat duduk di bangku cadangan Persiwa, ia mengaku melihat beberapa suporter yang membawa balok kayu mondar-mandir di depannya sembari mencari para pemain Persija.
"Mungkin tadi dia pikir ada pemain Persija yang ke arah sini (bench Persiwa). Jadi lucu saja, dia bolak-balik sambil bawa kayu di depan saya gitu," kata Leo sambil tertawa.
Meski kini Leo bisa tersenyum mengingat kejadian tersebut, namun ia merasa sedih dan prihatin dengan kejadian itu. Menurut Leo, aksi keributan suporter dalam sebuah pertandingan seharusnya tidak perlu lagi terjadi. Budaya kekerasan dan aksi anarkis suporter hanya akan membawa keburukan bagi sepakbola nasional.
"Mungkin tadi dia pikir ada pemain Persija yang ke arah sini (bench Persiwa). Jadi lucu saja, dia bolak-balik sambil bawa kayu di depan saya gitu," kata Leo sambil tertawa.
Meski kini Leo bisa tersenyum mengingat kejadian tersebut, namun ia merasa sedih dan prihatin dengan kejadian itu. Menurut Leo, aksi keributan suporter dalam sebuah pertandingan seharusnya tidak perlu lagi terjadi. Budaya kekerasan dan aksi anarkis suporter hanya akan membawa keburukan bagi sepakbola nasional.
Tak hanya itu, sebagai pemain, ia dan kawan-kawannya yang kerap dirugikan dengan aksi-aksi tersebut. Leo berharap, iklim sepakbola nasional yang masih belum kondusif jangan sampai diperkeruh dengan ulah para suporter, seperti yang terjadi pada dua laga Persija tersebut.
"Sudah saatnya semua orang berfikir untuk sepakbola nasional agar bisa lebih dewasa. Termasuk para suporter, pengambil kebijakan di federasi dan lainnya," tegas Leo. (sj)
• sumber: vivanews.com