Munzir bin Fuad Al-Musawa
anggamarshall report on habaib sumber: Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Setelah beliau menyelesaikan sekolah menengah atas,
beliau mulai Al-Habib Munzir bin Fuad Al-Musawa
atau lebih dikenal dengan
Munzir bin Fuad bin Abdurrahman Almusawa
umur 38 tahun - 19 Muharram 1393 H) adalah pimpinan Majelis Rasulullah.
Ia merupakan anak keempat dari empat bersaudara dari pasangan Fuad
bin Abdurrahman Al-Musawa dan Rahmah binti Hasyim Al-Musawa.
Ayahnya bernama Fuad yang lahir di Palembang dan dibesarkan di
Mekkah. Setelah lulus pendidikan jurnalistik di New York University,
Amerika Serikat, ayahnya kemudian bekerja sebagai seorang wartawan
di harian 'Berita Yudha' yang lalu menjadi Berita buana. Masa kecilnya
dihabiskan di daerah Cipanas, Jawa barat bersama-sama saudara-saudaranya,
Ramzi, Nabiel Al-Musawa, serta Lulu Musawa. Ayahnya meninggal dunia
tahun 1996 dan dimakamkan di Cipanas, Jawa Barat.[1]
mendalami Ilmu Syariah Islam di Ma’had Assaqafah Al Habib Abdurrahman Assegaf
di Bukit Duri Jakarta Selatan, lalu mengambil kursus bahasa arab di LPBA Assalafy Jakarta timur.
Ia memperdalam lagi Ilmu Syari’ah Islamiyah di Ma’had Al Khairat, Bekasi Timur,
yang kemudian diteruskan ke Ma’had Darul Musthafa di pesantren
Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz bin Syech abubakar bin Salim di Tarim Hadhramaut Yaman
pada tahun 1994 untuk mendalami bidang syari'ah selama empat tahun.
Di sana beliau mendalami ilmu fiqh, ilmu tafsir Al Qur'an, ilmu hadits, ilmu sejarah, ilmu tauhid,
ilmu tasawwuf, mahabbaturrasul, ilmu dakwah, dan ilmu ilmu syariah lainnya.
Habib Munzir Al-Musawa kembali ke Indonesia pada tahun 1998,
dan mulai berdakwah dengan mengunjungi rumah-rumah, duduk dan
bercengkerama dg mereka, memberi mereka jalan keluar dalam segala
permasalahan, lalu atas permintaan mereka maka mulailah Habib Munzir membuka majlis,
jumlah hadirin sekitar enam orang, beliau terus berdakwah dengan meyebarkan kelembutan Allah swt,
yang membuat hati pendengar sejuk, beliau tidak mencampuri urusan politik,
dan selalu mengajarkan tujuan utama kita diciptakan adalah untuk beribadah kepada Allah swt,
bukan berarti harus duduk berdzikir sehari penuh tanpa bekerja dll,
tapi justru mewarnai semua gerak gerik kita dengan kehidupan yang Nabawiy,
kalau dia ahli politik, maka ia ahli politik yang Nabawiy, kalau konglomerat,
maka dia konglomerat yang Nabawiy, pejabat yang Nabawiy, pedagang yang Nabawiy,
petani yang Nabawiy, betapa indahnya keadaan ummat apabila seluruh
lapisan masyarakat adalah terwarnai dengan kenabawian,
sehingga antara golongan miskin, golongan kaya, partai politik,
pejabat pemerintahan terjalin persatuan dalam kenabawiyan,
inilah Dakwah Nabi Muhammad saw yang hakiki,
masing masing dg kesibukannya tapi hati mereka bergabung dg satu kemuliaan,
inilah tujuan Nabi saw diutus, untuk membawa rahmat bagi sekalian alam.
Majelisnya mengalami pasang surut, awal berdakwah ia memakai kendaraan umum turun naik bus,
menggunakan jubah dan surban, serta membawa kitab-kitab. Tak jarang beliau mendapat
cemoohan dari orang-orang sekitar.
Beliau bahkan pernah tidur di emperan toko ketika mencari murid dan berdakwah. Kini majlis taklim yang
diasuhnya setiap malam selasa di Masjid Al-Munawar Pancoran Jakarta Selatan,
yang dulu hanya dihadiri tiga sampai enam orang, sudah berjumlah sekitar 30.000 hadirin setiap malam selasa,
Habib Munzir sudah membuka puluhan majlis taklim di seputar Jakarta dan sekitarnya,
beliau juga membuka majelis di rumahnya setiap malam jum’at bertempat di jalan kemiri cidodol kebayoran.
Nama Rasulullah SAW sengaja digunakan untuk nama Majelisnya yaitu “Majelis Rasulullah SAW”,
agar apa-apa yang dicita-citakan oleh majelis taklim ini tercapai. Sebab beliau berharap,
semua jamaahnya bisa meniru dan mencontoh Rasulullah SAW dan menjadikannya sebagai panutan hidup.
Habib Munzir juga rutin melakukan takbir akbar di Istiqlal atau Senayan yang sering dihadiri
para pimpinan tertinggi negara Indonesia.
Munzir memiliki dua putera dari isterinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar